Aplikasi Pembayaran Tagihan Air
Aplikasi Pembayaran Tagihan Air

Macan Putihku #Part 3

Cerita Fiksi Macan Putihku
Cerita Fiksi Macan Putihku. Foto oleh zoosnow dari Pexels
template wordpress

Kitab antah berantah itu pun berganti halaman dibuka oleh tangan sang eyang yang sudah keriput:

“Keesokkannya ibu dan nenek memanggil sang macan putih betina, sang nenek akhirnya menyampaikan sebuah rahasia yang tersimpan sejak 20 tahun yang lalu. “Cucuku ketahuilah mimpimu tadi malam itu merupakan tanda agar kau cepat berkelana, kejarlah pemuda yang ada dalam mimpimu, sesungguhnya dia ada dan sedang berjuang menunggumu disuatu tempat.” kata nenek.

Akhirnya macan putih betina berkata “Benarkah itu nenek, benarkah bahwa pemuda dalam mimpiku itu ada. Dimanakah ia sekarang?” macan putih betina bertanya tanpa putus.

“Aku tidak dapat memberitahumu dimana pemuda itu berada, namun aku dapat memberi satu petunjuk, maukah kau menjalaninya?” tanya sang nenek.

Macan putih betina menjawab dengan penuh keyakinan, “wahai nenekku berilah aku petunjuk itu, maka akan aku jalankan semua petuah-petuahmu” jawabnya.

Dan akhirnya sang nenek memberikan petunjuknya sebagaimana ia memberi petunjuk kepada macan jantan putih 20 tahun yang lalu. “Wahai cucuku pergilah kau sebagaimana matahari pergi dan datang” tuturnya.

Sang eyang kembali berhenti sejenak sambil sedikit menyeruput air teh pahit yang masih panas yang ada didepannya. Pada saat itu pemuda yang masih penasaran tadi kembali bertanya, “Wahai eyang maaf, bolehkah aku bertanya lagi?” tanyanya.

Sang eyang sambil meletakkan gelas teh yang diangkatnya sambil berkata, “Silahkan pemuda, masih adakah pertanyaan-pertanyaanmu yang belum terjawab olehku?” tanya eyang.

Pemuda itu pun membalas, “Tidak eyang, pertanyaanku sebelumnya sudah aku temukan jawabannya. Tapi satu yang ingin aku tanyakan padamu eyang”. jawabnya.

“Pertanyaan apakah itu wahai pemuda?” tanya eyang kembali.

Pemuda itu pun akhirnya menyampaikan pertanyaannya, “Baiklah eyang terima kasih atas kebaikanmu memberikan kesempatan bertanya kepadaku. Pertanyaan yang ingin aku sampaikan adalah kenapa gerangan petunjuk yang diberikan nenek macan putih betina terbalik dengan petunjuk yang diberikan kepada macan putih jantan sebelumnya? Sang nenek mewasiatkan petunjuk kepada macan putih jantan untuk pergi sebagaimana matahari datang dan pergi sedangkan petunjuk untuk macan putih betina adalah menyuruhnya pergi sebagaimana matahari pergi dan datang” tanya pemuda itu penuh semangat.

BACA  Macan Putihku #Part 6

Sang eyang pun kembali tertawa, “hehehe… kau ini memang cerdas wahai pemuda. Memang betul petunjuk itu tidak sama. Ini merupakan ujian untuk sang macan putih jantan dan sang macan putih betina. Untuk menyatukan cinta mereka sebagaimana yang telah ditakdirkan, harus terlebih dahulu melewati ujianyang diberikan sebagai tanda kesungguhan akan cinta mereka”. Pemuda itupun akhirnya mengangguk-anggukan kepala seperti biasanya.

Sang eyang kembali bercerita:

“Dan akhirnya macan putih betina itu pun pergi ke arah barat sebagaimana petunjuk yang telah diterimanya. Rintangan demi rintangan telah dilewati, kesulitan dalam perjalanan, tersesat di hutan belantara semuanya telah ia rasakan. Perjalanan ini memakan waktu hampir 4 tahun lamanya demi pertemuan yang telah ia nanti-nantikan.

Macan putih betina memiliki kelebihan tersendiri, ia mampu masuk ke wilayah pergaulan mana saja yang ia inginkan. Selain kecantikan yang dimilikinya, ia memiliki kebiasaan menyapa kepada siapapun. Sehingga siapapun yang berada didekatnya seperti terasa memiliki arti posisi tersendiri.

Oleh karena kebiasaan dan kelebihan ini, tibalah saatnya bertemu dengan cobaan yang paling besar yaitu pertemuannya dengan badak bercula. Sang badak diam-diam menyukai macan putih betina, karena kelihaiannya untuk merayu akhirnya macan putih betina tunduk oleh badak bercula. Ia lupa akan wasiat dan tujuan perjalanannya. Badak bercula merasa dunia sudah dimilikinya seiring ia memiliki pujaan hati sang macan putih betina.”

Sang eyang berhenti bercerita sambil meluruskan otot-ototnya yang kaku. Ia melihat mata sang pemuda yang memiliki seribu makna. Sang eyang tetap diam namun ia mengerti apa yang dipikirkan oleh pemuda tersebut. Apalagi ada cerita tentang badak bercula masuk dalam kitab antah berantah tersebut.

Link Cerita: Part 1, Part 2, Part 3, Part 4, Part 5, Part 6, Part 7, Tamat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *