Kagetlah semua tamu undangan yang hadir saat itu dan sempat berbisik-bisik riuh namun kemudian senyap kembali seiring sang nenek berbicara.
“Wahai cucuku macan putih betina, ketahuilah bahwa macan putih jantan sudah mencintaimu sejak kau baru lahir” Kemudian sang nenek menatap wajah macan jantan putih sambil berkata “Wahai macan putih jantan, ketahuilah bahwa macan putih betina pun sangat mencintaimu”.
Macan putih jantan dan macan putih betina saling bertatapan dan saling tersenyum bahagia. Muka macan putih betina begitu berbinar dicampur mata yang masih sembab akibat menangis.
Sang nenek meneruskan kata-katanya, “Ketahuilah bahwa kalian sudah lulus ujianku”. Dan macan putih jantan pun bertanya “Wahai nenek, kenapa engkau harus memisahkan kami?”tanyanya.
Sang nenek pun menjawab “Kalian harus aku pisahkan, sebagai ujian bahwa kalian saling mencintai”.
Sambil tersenyum sang nenek meneruskan perkataannya, “Wahai macan putih jantan, aku harus mengujimu untuk pergi sebagaimana matahari datang dan pergi sehingga kau pergi ke timur karena matahari terbit dari timur, dan kau wahai cucuku macan putih betina, aku harus mengujimu pergi sebagaimana matahari pergi dan datang, dan kau pergi ke barat karena matahari terbenam di barat. Namun ketahuilah, matahari tidak pernah berputar, ia setia berada ditempatnya, namun bumilah yang berputar mengelilinginya. Walaupun kau wahai macan putih jantan pergi ke timur dan kau macan putih betina pergi ke barat, pada satu titik kalian pasti akan bertemu mengikuti rotasi bumi. Hanya dengan sabar dan tabah, pertemuan cinta kalian akan selalu bersemi”.
Akhirnya macan putih betina dan macan putih jantang saling merangkul penuh syukur kepada Sang Penguasa Alam yang telah mengabulkan semua yang telah ditakdirkan. Cinta mereka pun bersemi, disaat itu tidak ada yang indah dipandang kecuali macan putih betina dan macan putih jantan dapat bersatu.
Sang nenek pun mengembalikan kalung setengah hati milik macan putih jantan dan meminta keduanya untuk menyatukan miliknya masing-masing. Kalung itupun bersinar dan menyatu membentuk hati yang tersambung seperti tepat 20 tahun yang lalu.
Dengan bersatunya kalung setengah hati milik macan putih jantan dan macan putih betina. Semua tamu yang turut melihat suasana mengharukan tersebut akhirnya ikut menangis bahagia. Semua terasa lapang dada, bersyukur atas anugrah yang telah diberikan untuk keduanya.
Maka pada hari itu terjadilah pernikahan yang kedua antara macan putih jantan dan macan putih betina. Dan yang paling menakjubkan adalah ketika pada saat itu pula penyakit dalam yang diderita macan putih betina diangkat dan hilang seketika.
Sang eyang akhirnya menutup kitab antah berantah sambil melihat kepada para pengikut yang ada didepannya, mereka sangat begitu setia mendengarkan ceritanya dari awal hingga akhir. Dan pemuda yang sering bertanya pun menarik napas panjang dan merasakan kepuasan akhir bahagia dari cerita tersebut.
Pemuda tersebut pun bertanya pada sang eyang “wahai eyang, apakah cerita pada kitab antah berantah tersebut adalah nyata?” tanyanya. Sang eyang pun menjawab “iya cerita ini adalah nyata dikehidupan kita, namun aku tidak bisa memberitahukan siapa mereka. Tetapi barang siapa yang membaca kitab ini pasti akan tahu siapa gerangan yang dimaksud” ungkapnya.
— (( )) —
Link Cerita: Part 1, Part 2, Part 3, Part 4, Part 5, Part 6, Part 7, Tamat