Aplikasi Pembayaran Tagihan Air
Aplikasi Pembayaran Tagihan Air

Stunting, Deteksi dan Intervensi

Stunting atau tinggi badan yang kurang menjadi penghambat, benarkah?

Stunting Deteksi dan Intervensi
Stunting Deteksi dan Intervensi. Foto oleh Rene Asmussen dari pexels.com
template wordpress

Kali ini kita akan mendiskusikan satu topik yang sangat penting yaitu tentang stunting. Bagaimana kita mengenali dan juga bagaimana intervensi yang tepat guna. Seperti kita tahu stunting menjadi masalah yang luar biasa, dan kalau kita bisa lihat dua tahun terakhir ini merupakan masalah yang diprioritaskan oleh pemerintah.

Sebetulnya apa sih kepentingannya?

Kalau kita lihat bila orang stunting maka ini paling tidak dalam 20 atau 30 tahun yang akan datang, maka anak-anak ini akan menjadi satu generasi yang kita sebut generasi dengan kualitas yang kurang baik. Oleh karena itu perlu kita usahakan agar generasi kedepan ini menjadi semakin baik dan semakin unggul.

Apa definisi stunting?

Stunting bukan berarti hanya orang yang berperawakan pendek tapi perawakan pendek yang disebabkan oleh kondisi kesehatan yang tidak optimal yaitu kekurangan gizi yang sifatnya jangka panjang terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Kita tahu pada 1000 hari pertama kehidupan itu adalah masa yang sangat penting, peka dan kritis, di mulai dari perkembangan didalam rahim kemudian juga 2 tahun pertama setelah dilahirkan, karena pada masa itu ada kejadian yang penting yaitu pertumbuhan dan perkembangannya dari organ-organ utamanya adalah perkembangan otak yang nanti akan mempengaruhi pada kepandaiannya, kemampuan untuk kognitif dari anak tersebut.

Kita tahu bahwa di dalam pertumbuhan normal ini ada perbedaan untuk periode-periode tertentu, misalnya pada usia kurang dari satu tahun maka pertumbuhannya itu biasanya antara 25 cm per tahun, tetapi nanti pada saat anak sudah berusia 1-2 tahun dia berkurang, mungkin antara 10-14 cm tahun naik lagi pada usia 2-3 tahun dia akan pertambahannya 8 cm pertahun, demikian seterusnya jadi tidak terus-terusan bertambah dengan cepatnya, dan akselerasi pertumbuhan terjadi pada periode pubertas. Jadi pada perempuan itu pada saat periode pubertas kira-kira pertumbuhannya 8-12 cm per tahun sedangkan pada laki-laki pada kisaran 10-14 cm per tahun.

BACA  Satgas PPS Provinsi Jawa Barat Menginisiasi Kick Off Ngabring Untuk Desa Bebas Stunting Melalui Program BAAS

Kita tahu bahwa kalau misalnya bayi dilahirkan secara prematur yaitu yang bayi dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu maka dia akan mempunyai potensi resiko untuk terjadinya stunting, dan penyebabnya adalah biasanya karena infeksi. Dan prevalensi stunting itu sendiri kalau kita lihat di dunia memang sekarang mengalami penurunan, namun angka tersebut tetap masih tinggi yaitu berkisar antara 20%, rata-rata di dunia hanya ada beberapa titik, beberapa negara yang memang cukup tinggi prevalensinya.

Sedangkan kalau di Indonesia kita lihat bahwa prevalensi stunting paling banyak adalah di daerah Sulawesi Barat kemudian juga daerah di Timor. Di daerah Timor ini prevalensi stunting nya sampai lebih dari 40 persen, sedangkan di Jawa kemudian Sumatera, ada daerah-daerah yang memang antara 30 persen ataupun yang lebih rendah lagi antara 20-30 persen. Namun pada kenyataannya bahwa Indonesia masih mempunyai proporsi status gizi yang bermasalah, rata-rata di Indonesia 29.09 persen, jadi ada sekitar 18 provinsi dengan prevalensi tinggi yaitu 30-48 persen. Artinya separuh lebih dari provinsi yang ada di Indonesia.

Apa sebetulnya penyebabnya?

Dari penelitian di negara-negara berkembang, faktor risiko terjadinya stunting sebetulnya adalah karena kondisi nutrisi sebelum hamil, kemudian kondisi nutrisi pada saat hamil, dilanjutkan lagi adanya kehamilan pada usia remaja, jadi penting sekali adanya pernikahan remaja kemudian hamil usia remaja ini akan meningkatkan stunting. Kemudian juga adanya interval kelahiran yang terlalu dekat, kemudian yang lain adalah bila memang selama di kandungan pertumbuhannya terganggu, sehingga bayi lahir kecil ataupun bayi lahir kurang bulan, kemudian yang lain adalah apabila bayi itu mendapatkan makanan pengganti ASI ya maka kemungkinan kekurangan gizi nya adalah karena makanan tersebut berkualitas rendah, dan satu faktor yang lain adalah kondisi infeksi yang berulang pada bayi dan juga faktor lingkungan terutamanya adalah hygiene.

BACA  Link URL Kendaraan Daihatsu Dan Toyota Yang Terkena Recall

Oleh karena itu perlambatan pertumbuhan perlu pemantauan, bagaimana kita memantau, ini peran Posyandu yang merupakan Garda terdepan, yang memantau anak-anak atau bayi bayi ini ini menjadi hal yang sangat penting. Di Indonesia penyebab utamanya adalah tentunya kaitannya dengan kualitas antenatal care yaitu pada saat ibu hamil jadi pemeriksaan kualitasnya yang perlu kita lihat kembali. Kemudian juga status nutrisi ibu hamil kita tahu bahwa kira-kira antara 40% ibu hamil anemia. Kemudian juga banyaknya berat badan bayi yang lahir nya rendah Jadi kurang dari 2500 gram. Kemudian ASI eksklusif yang belum 100%, jadi proporsinya ini juga masih perlu ditambahkan. Kemudian pola pemberian makan dimana ini juga sangat kaitannya erat dengan budaya kemudian penyakit infeksi yang mengenai pada bayi Ini juga masih tinggi, kemudian juga imunisasi, tingkat pendidikan orang tua, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan juga akses terhadap air bersih.

Penyebab utama stunting

Air bersih menjadi digaris bawahi, karena air bersih kaitannya dengan kemungkinan terjadinya penyakit infeksi, Jadi faktor-faktor penyebab utama stunting dapat diresume menjadi tiga hal yaitu karena tumbuhan di dalam rahim yang terlambat atau disebut dengan janin tumbuh lambat. Kemudian yang kedua nutrisi yang tidak adekuat untuk mendukung pertumbuhan, dan yang ketiga adalah infeksi.

Jadi tiga hal ini yang merupakan penyebab utama stunting, kalau kita lihat misalnya ibu-ibu mendatangi Posyandu dan kemudian secara rutin melakukan pemeriksaan dan penimbangan, kita sebetulnya sudah bisa mengidentifikasi bila bayi tidak memenuhi kurva pertumbuhannya, dan disitu pada saat terjadi perlambatan pertumbuhan itu sudah dapat kita identifikasi ini, merupakan suatu warning kemungkinan terjadinya stunting atau kelambatan dari tumbuh, dan kita perlu cath up, jadi memberikan intervensi-intervensi tambahan.

BACA  Apakah Stunting Bisa Diperbaiki Setelah Anak Berumur 2 Tahun? Berikut penjelasan dari Ahlinya

Jadi baik pada bayi perempuan ataupun bayi laki-laki, apabila tidak mengikuti kurva pertumbuhan maka kita perlu koreksi sesegera mungkin. Masalah stunting ini kalau kita lihat memang sangat kompleks, bukan hanya berkaitan dengan asupan gizi ataupun status kesehatan, tetapi banyak sekali yang berkaitan, dan itu multi dimensi. Jadi bukan hanya tanggungjawab dari sektor kesehatan. Kalau kita lihat ini faktor dari ketahanan pangan sangat penting dan tentunya ketersediaan dari pangan keterjangkauan dan juga akses dan bagaimana caranya mengolah ini menjadi hal yang penting dan itu saya kira teman-teman di teknologi pertanian ini sangat penting memberikan masukkan. Kemudian juga lingkungan sosial ini juga sangat berpengaruh tentang norma-norma, misalnya bayi segera diberi makannannya begitu dia lahir, ada yang sudah memberikan seperti itu, juga hygen dan pendidikan ibu, ataupun juga lingkungan kesehatan. Apakah itu berkaitan dengan akses dekat dengan layanan kesehatan, juga lingkungan pemukiman yang dikaitkan dengan bagaimana kondisi airnya, bagaimana sanitasi lingkungan dan juga kondisi bangunannya. Sehingga kalau kita lihat tidak berlebihan bahwa isu stanting ini memang multidimensi dan harus diselesaikan oleh semua pihak. Selengkapnya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *