Kisah  

Kisah Abdullah bin Salam, Pendeta Yahudi Ahli Surga

Kisah Abdullah bin Salam, Pendeta Yahudi Ahli Surga

Orang-orang Yahudi dan Nasrani sebenarnya telah maklum tentang kedatangan Nabi akhir zaman yang akan lahir ke dunia dan akan berhijrah ke Yatsrib (Madinah). Mereka menunggu-nunggu kemunculan Nabi tersebut sehingga sebahagian besar mereka berhijrah dan menetap di sekitar kawasan Yatsrib.

Adapun orang alim dikalangan Yahudi yang berhijrah karena meyakini perihal kedatangan Nabi akhir zaman tersebut ialah Ibnu al-Haiban. Ketika akhir hayatnya, Ibnu al-Haiban menjelaskan kepada kaumnya tentang sebab beliau berhijrah ke Yatsrib. Ibnu al-Haiban berkata:

“Wahai kaumku, apa yang kamu fikirkan ketika aku meninggalkan bumi yang kaya dengan sumber makanan dan kekayaan (Syam), menuju ke bumi yang kering-kontang dan kebuluran (Yatsrib)?”

Kaumnya menjawab, “Kami tidak tahu wahai Ibnu al-Haiban.”

Ibnu al-Haiban menjawab : “Demi Tuhan, aku tidak keluar (dari bumi yang kaya segala sumber) kecuali karena pengetahuanku bahwa seorang Nabi akan dibangkitkan di negeri ini, dan Nabi itu akan berhijrah ke perkampungan ini. Sekarang adalah waktu kemunculannya, dan jika benar ia telah bangkit janganlah kamu biarkan seorangpun terlebih dahulu menemuinya (agar Nabi akhir zaman itu mendapat perlindungan dan tidak diancam).”

Akan tetapi, Ibnu al-Haiban meninggal dunia, 2 tahun sebelum diutusnya Rasulullah Muhammad ﷺ. Namun, Ibnu al-Haiban sempat mengajarkan kepada kaum Yahudi tentang tanda-tanda kebenaran yang ada pada Nabi akhir zaman tersebut menurut ajaran di kitab Taurat.

Pada waktu itu, orang Yahudi selalu berteriak-teriak perkhabaran tentang kebangkitan Nabi akhir zaman ini kepada bangsa Arab, khususnya kepada kaum ‘Aus dan Khazraj, karena mereka menyangka Nabi tersebut akan lahir dari bangsa Yahudi. Mereka berkata: “Sesungguhnya sekarang telah hampir tiba kebangkitan Nabi akhir zaman yang kami (bangsa Yahudi) akan mengikutnya dan memerangi kamu bersamanya sebagaimana hancurnya kaum ‘Ad dan Iram.”

Bahkan mereka berdoa sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi:

“Ya Tuhan, utuslah Nabi akhir zaman ini yang kami dapati termaktub di dalam kitab kami (Taurat), sehingga nanti kami boleh mengalahkan dan membunuh orang-orang penganut pagan (Arab).”

Kemudian Allah Subhanahu wata’ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam (penutup para nabi) dikalangan bangsa Arab, lalu bangsa Yahudi mulai mengingkari kebenaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan menyimpan perasaan dengki terhadap bangsa Arab /karena Nabi itu bukanlah dari bangsa mereka.

Terdapat tiga kumpulan Yahudi yang berada di Madinah ketika itu, yaitu Bani Nadhir, Bani Qainuqa’ dan Bani Quraizhah. Setiap kumpulan mempunyai pemimpinnya masing-masing. Salah seorang pemuda dari Bani Quraizhah berkata kepada kaumnya ketika dia melihat Nabi Muhammad ﷺ tiba di Madinah: “Wahai kaum Bani Quraizhah, demi Tuhan sesungguhnya dialah Nabi akhir zaman yang dijanjikan kepadamu sebagaimana yang diceritakan Ibnu al-Haiban.”

Tetapi ketika kaum Yahudi mendengar hal itu, mereka segera mengingkari sekeras-kerasnya bahwa Nabi akhir zaman itu bukanlah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang dimaksudkan Ibnu al-Haiban. Allah Ta’ala menempelak sikap kaum Yahudi ini sebagaimana firman-Nya;

“Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya.” (QS. al-Baqarah, ayat 89)

Sekalipun kebencian kaum Yahudi terhadap bangsa Arab begitu membara, tetapi di kalangan mereka ada juga yang memeluk Islam dan meyakini ajaran yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ. Di antaranya ialah al-Hushain bin Salam bin al-Harith, yang dikenali dengan nama Abdullah bin Salam.

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Salam bin Haris al-Israili. Beliau juga dijuluki dengan Abu Yusuf al-Israili, karena masih memiliki jalur nasab dengan Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nama aslinya adalah Hushain, kemudian setelah memeluk Islam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengganti namanya menjadi Abdullah.

Abdullah bin Salam sangat dihormati oleh kaum Yahudi karena beliau mempunyai hubungan geneologi dengan Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim ‘alaihimussalam.

Abdullah bin Salam juga sangat dihormati oleh masyarakat Arab di Yatsrib karena beliau memang seorang yang memiliki akhlak dan peribadi yang baik. Sebelum beliau memeluk Islam, beliau merupakan Rabai (pendeta) di kalangan Bani Qainuqa’ /yang memiliki banyak pengetahuan mengenai ajaran Taurat.

Exit mobile version