Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
6 Muharram 1446 / 12 Juli 2024
Dengan tafakkur kita menghargai setiap momen perjalanan hidup dan mengambil hikmahnya. Dengan tafakkur kita bisa melihat sejauh mana kita telah berkembang sebagai individu dalam berbagai hal seperti perkembangan emosional, mental, spiritual, dan juga perkembangan kesejahteraan kita. Tafakkur memberikan kesempatan kita untuk merencanakan masa depan dengan lebih bijaksana dengan memahami apa yang telah terjadi di masa lalu dan apa yang kita inginkan di masa depan.
Setelah kita tafakkur pada nikmat Allah, maka rasa syukur akan semakin bertambah dalam diri kita. Bersyukur ini bukan dalam artian dalam lisan seperti mengucapkan kalimat ‘Alhamdulillah’ saja. Namun syukur yang diharapkan adalah syukur yang semakin menyadarkan diri kita bahwa Allah merupakan kekuatan paling besar dalam kehidupan kita. Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin mengatakan bahwa yang diharapkan dari syukur adalah menggunakan nikmat dari Allah dalam menyempurnakan hikmah untuk apa nikmat itu diciptakan, yaitu ketaatan dalam arti luas kepada Allah.
Imam Al-Ghazali pun menjelaskan bahwa syukur tersusun dari tiga hal. Pertama adalah ilmu yakni dengan menyadari bahwa kenikmatan yang diterima kita ini semata-mata dari Allah swt. Kedua adalah hal atau keadaan dengan menyatakan kegembiraan karena memperoleh kenikmatan. Ketiga adalah amal yakni menunaikan sesuatu yang sudah pasti menjadi tujuan serta dari yang memberi kenikmatan.
Syukur yang senantiasa tumbuh dalam hati akan menjadikan segala sesuatu terasa ringan dan menyenangkan karena syukur adalah sarana meraih kebahagiaan.
Dengan syukur, hati dan pikiran akan bersih dari beban, tidak terasa diberatkan akan hal-hal yang tidak semestinya kita pikirkan. Syukur akan menumbuhkan sifat qanaah dan menjadi hamba yang taat.
Rasulullah saw bersabda dalam hadits riwayat Ibnu Majah:
كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ
Artinya: “Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur.”
Demikian pentingnya tafakkur dan syukur atas nikmat umur yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Semoga, pada momentum tahun baru hijriah kali ini, kita dapat melakukan perenungan dan berfikir untuk menguatkan rasa syukur kita. Semoga nikmat-nikmat yang kita syukuri ini akan senantiasa ditambah oleh Allah swt. Amin.
Semoga Allah SWT senantiasa menerima segala amal ibadah dan kebaikan kita, serta menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita aamiin
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم والحمد لله رب العالمين 💚
Sudahkah anda bersedekah di hari Jum’at ini?
Jangan lupa bersholawat dan membaca surah Al-Kahfi
——————–‐———-
Yayasan Amanah Lillah Pondok Pesantren Subulussalam Kresek
Program KMI & Tahfizhul Qur’an (TK, SD, MTs, MA, Masjid & Majelis Ta’lim)
Fi Sabilillah, Penghafal Al-Qur’an, Yatim & Dhuafa
Rek WAKAF
Bank Muamalat Indonesia 4920010296
a.n Pondok Pesantren Subulussalam
Rek SEDEKAH
BSI 1055057326
a.n Yayasan Amanah Lillah Subulussalam
Konfirmasi Hubungi Admin Pesantren
http://wa.me/+62 838-7371-5971