Selama masa remaja, zat kimia di dalam otak mendorong kita membuat keputusan yang merenggut kita dari masa kanak-kanak yang aman dan menyeret kita ke masa dewasa yang belantara dan liar. Orang dewasa hanya anak-anak terluka yang beruntung bisa selamat dari masa transisi remaja.
Agar keluar dari cara memandang dunia seperti sudut pandang diatas. Lihatlah orang tua dan kakak-kakak, lihat orang asing yang lewat di jalanan, lihat mereka dan bayangkan bahwa pada suatu masa dalam hidup mereka pun pernah berada di tahap ini. Mereka pun merasakan kesendirian yang tak tertahankan, rasa tak berdaya dan kegelapan di masa muda.
Kalian adalah kumpulan atom yang luar biasa
Otak remaja mengalami semacam peningkatan agar matang dan menjadi otak dewasa. Jadi, peningkatan ini seperti semacam ledakan koneksi dan sinapsis yang terjadi saat kita belajar apa yang benar atau salah. Apa yang kita suka dan tidak suka. Intinya saat kita mencari jati diri. Tiap halaman ini berupa otak yang sedang melakukan penyempurnaan, mencari jati dirinya, sampai akhirnya keluar dari masa transisi.
Putus cinta, kabar baik atau kabar buruk?
Kabar buruknya, putus cinta akan menyakitkan. Penyebabnya adalah otak yang sedang terjadi aliran dopamin dan oksitosin yang konstan. Semua perasaan cinta yang bahagia dan kini diganti dengan hormon stres. Hormon ini akan membuat merasa terpuruk, sakit kepala, otot tegang, dada sesak. Tubuh akan mendambakan zat-zat kimia yang menimbulkan rasa nyaman. Hal ini seperti sindrom putus obat.
Kabar baiknya, otak akan terbiasa dengan sendirinya dengan keadaan ini dan pada akhirnya kondisi akan normal kembali. Otak memang membutuhkan fase-fase latihan agar dapat terbiasa dan berkembang. Dan tahukah Anda? Bahwa menurut peneliti tidak semua manusia dapat memanfaatkan fungsi otaknya 100%.