Mengawali kegiatan di tahun 2024, Mahapeka UIN SMH Banten menggelar kegiatan Musang atau Musyarawah Anggota. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap tahunnya sebagai program kegiatan yang terakhir dari satu periode kepengurusan. Musang memiliki serangkaian agenda diantaranya laporan pertanggungjawaban kepengurusan dan pemilihan ketua umum baru untuk kepengurusan periode selanjutnya serta menyepakati rekomendasi untuk satu tahun ke depan.
Mahapeka yang berkedudukan di Kampus UIN SMH Banten ini telah sangat lama concern pada aktivitas kelestarian lingkungan. Organisasi ini pernah menyabet sebagai salah satu organisasi Kelompok Pecinta Alam (KPA) terbaik tingkat provinsi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Mahapeka terus berkontribusi melakukan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Pelaksanaan program-program seperti penanaman pohon, Bakti Sosial (Baksos), penyuluhan lingkungan hidup (PLH) terus digalakkan dan menjadi trade mark dari organisasi KPA ini.
Kegiatan-kegiatan Mahapeka tersebut merupakan wujud tanggung jawab untuk ambil bagian pada upaya menekan pemanasan global yang sudah lama terjadi. Mahapeka akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjalankan berbagai program perubahan iklim dengan harapan semua kalangan dapat mengadaptasi kegiatan perubahan iklim ini pada bidangnya masing-masing.
Climate Change
Perubahan iklim (climate change) adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca global atau lokal. Ini melibatkan perubahan signifikan dalam suhu rata-rata di permukaan Bumi dan pola cuaca yang berlangsung selama beberapa dekade atau lebih, yang disebabkan oleh aktivitas manusia serta faktor-faktor alami.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan iklim termasuk:
- Emisi Gas Rumah Kaca: Peningkatan emisi gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O) dari aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan pertanian.
- Perubahan Pola Penggunaan Lahan: Deforestasi, perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi area perkotaan atau pertanian, serta perubahan lainnya pada ekosistem alami dapat mempengaruhi siklus karbon dan perubahan iklim.
- Pemanasan Global: Peningkatan suhu rata-rata di atmosfer Bumi yang terjadi sebagai akibat dari peningkatan emisi gas rumah kaca, menyebabkan perubahan pada iklim secara keseluruhan, termasuk peningkatan kejadian cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan perubahan pola hujan.
- Pergeseran Iklim Regional: Meskipun perubahan iklim global terjadi secara luas, perubahan ini juga memengaruhi iklim regional dengan cara yang berbeda, termasuk peningkatan suhu di beberapa wilayah, penurunan curah hujan di wilayah lain, dan perubahan pola musim.
Dampak perubahan iklim termasuk meningkatnya kejadian cuaca ekstrem seperti badai, banjir, kekeringan, serta kenaikan permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau kecil dan daerah pesisir. Selain itu, perubahan iklim juga dapat berdampak pada ekosistem, kesehatan manusia, ketahanan pangan, ekonomi, dan kehidupan sosial.
Upaya untuk mengatasi perubahan iklim melibatkan mitigasi, yaitu usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, serta adaptasi, yaitu upaya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang sudah terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi. Perlunya kesadaran dan tindakan global yang koordinatif dari semua sektor masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan melindungi lingkungan serta kehidupan di Bumi.