Hidup Menuju Kematian

Kehidupan dan Kematian
Kehidupan dan Kematian. Foto oleh Nacho Juárez dari Pexels

Tetapi, kata Martin Heidegger, momen “kembali” paling eksistensial bagi seorang manusia adalah di saat maut itu tiba merenggut nyawa. Itulah pengalaman paling otentik bagi manusia, sebab lebih bersifat personal dan pribadi.

Dalam literatur agama, kematian adalah perjumpaan aku (hamba) dengan Tuhan, yang menakutkan hingga membuat kita gentar dan gemetar. Tuhan dirasakan sebagai sesuatu yang dahsyat, kudus, dan tak terhampiri. Inilah yang disebut oleh Rudolf Otto sebagai mysterium tremendum, pengalaman yang menggetarkan saat kehadiran Tuhan.

Namun, di kalangan mistikus Islam (sufi), kematian adalah perjumpaan dengan Sang Kekasih (Tuhan). Gejolak rindu sang pecinta hanya bisa ditebus oleh temu melalui momen kematian. Inilah yang disebut Otto, sebagai mysterium fascinosum, pengalaman yang mengasyikan dan memesona hati.

Apa pun bentuk kematian yang akan kita terima, hidup hanyalah menuju kematian.

Exit mobile version